
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, Rumah Sakit di ibu kota nyaris kolaps imbas badai Covid 19 yang melanda beberapa pekan terakhir. Dalam video yang diunggah di kanal youtube Pemprov DKI, Anies memaparkan, keterisian tempat tidur isolasi mencapai angka 92 persen dan ruang ICU 94 persen. Artinya, hanya tersisa 8 persen ruang isolasi dan 6 persen ruang ICU bagi pasien Covid 19 di DKI Jakarta.
Padahal, sudah mendapat rumah sakit rujukan Covid 19 dari 106 menjadi 140 Rumah Sakit pada 17 Juni 2021 lalu. “Bila hari hari itu DKI tidak menambah jumlah tempat tidur, saat ini kita sudah kolaps. Saat ini warga sudah tidak dapat tempat,” ucapnya dalam video itu, Sabtu (3/7/2021). Sekarang pun, pasien Covid 19 sulit mendapatkan tempat hingga harus mengantre bila ingin masuk ruang ICU.
Sejumlah Rumah Sakit bahkan terpaksa mendirikan tenda darurat dan merawat pasiennya di selasar atau halaman Rumah Sakit. Kondisi seperti ini, kata Anies, merupakan yang terparah sepanjang pandemi Covid 19 yang sudah melanda ibu kota sejak 2020 lalu. “Situasi yang sedang dihadapi ini nyata. Belum pernah sepanjang masa pandemi, kapasitas tempat tidur kita selalu di atas dibandingkan jumlah pasien,” ujarnya.
“Sekarang kita dalam posisi sangat sangat berisiko. Mepet sekali,” tambahnya menjelaskan. Di tengah badai Covid 19 yang tengah melanda, Anies menyebut, tantangan terberat yang dihadapi ialah menyiapkan tenaga kesehatan profesional. Sebab, Pemprov DKI tak bisa begitu saja menyiapkan tenaga kesehatan profesional untuk penanganan Covid 19.
Terlebih, wilayah lain di Indonesia kini juga tengah menghadapi tren peningkatan kasus Covid 19 yang cukup signifikan. “Masalahnya bukan tempat tidur, tapi adalah harus ada tenaga kesehatannya, tenaga kesehatannya terbatas. Kalau menambah tempat tidur itu gampang, tinggal pesan, cari, taroh,” kata Anies. Untuk itu, Anies mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membantu penanganan Covid 19.
Caranya dengan mentaati dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabut, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan. “Kita harus segera bersiap, harus segera rapatkan barisan, harus segera bertanggungjawab,” tuturnya. Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, ibu kota kini tengah dilanda badai Covid 19.
Pasalnya, penambahan kasus Covid 19 di DKI Jakarta terjadi begitu pesat hingga kasus aktif menembus angka 78.394 hingga Jumat (2/7/2021) kemarin. Angka ini merupakan jumlah kasus aktif tertinggi sepanjang pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung sejak 2020 lalu. "Ini adalah angka tertinggi di dalam sejarah pandemi di Jakarta," ucap Anies dalam video arahannya kepada para ASN yang disiarkan kanal youtube Pemprov DKI, Sabtu (3/7/2021).
Badai Covid 19 ini pun diprediksi Anies bakal terus terjadi hingga beberapa pekan ke depan hingga kasus aktif mencapai 100 ribu. Dalam video tersebut, Anies menyebut, kondisi penyebaran Covid 19 di DKI Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan. Sejumlah skenario pun telah dibuat Anies bila kasus Covid 19 di ibu kota benar benar menembus angka 100 ribu.
"Badai turbulens akan kita sama sama hadapi dua minggu ke depan atau lebih." "Jakarta kini memasuki kondisi darurat," ujarnya. Berikut 6 skenario terburuk yang disiapkan Anies:
1. Rumah sakit kelas A dikhususkan untuk ICU Covid 19; 2. RSDC Wisma Atlet dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang berat; 3. Rusun diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien dengan gejala ringan;
4. Mengubah stadion indoor dan gedung gedung konvensi besar menjadi rumah sakit darurat penanganan kasus darurat krisis. Diusulkan untuk dalam satu manajemen RSDC Wisma Atlet; 5. Memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar DKI Jakarta; 6. Memastikan ketersediaan oksigen, APD, alat kesehatan, dan obat obatan.
Sebelumnya diberitakan, jumlah pemakaman jenazah dengan menggunakan protokol Covid 19 di DKI Jakarta menembus angka 300 per hari. Hal ini diungkapkan Pemprov DKI melalui unggahan di akun media sosial instagram resminya (@dkijakarta). Rekor baru pemakaman dengan protokol Covid 19 ini terjadi pada Kamis (1/7/2021) kemarin.
Angka ini mencapai dua kali lipat dari kemampuan tim pemulasaran dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang hanya mampu menangani 150 jenazah per hari. Beruntung, Pemprov DKI mendapat bantuan 318 relawan pemulasaran jenazah dari Dewan Masjid Indonesia (DMI). Selain itu, ada juga 268 mobil ambulans bantuan dari sejumlah tempat ibadah yang membantu proses pemakaman ratusan jenazah tersebut.
"Sehingga 301 jenazah bisa dimakamkan selesai pukul 18.00 WIB," ujarnya. Dalam unggahan ini, Pemprov DKI mengakui, jumlah pemakaman menggunakan protokol Covid 19 meningkat seiring tren meroketnya penambahan kasus positif. Adapun, rekor pemakaman dengan protokol Covid 19 terbanyak terjadi sebelumnya terjadi pada 29 Juni lalu dengan jumlah 270 jenazah.
Untuk itu, Pemprov DKI mengajak seluruh masyarakat disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Terlebih, hari ini merupakan hari pertama penerapan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di DKI Jakarta. Adapun PPKM Darurat ini bakal diterapkan 14 hari ke depan hingga 20 Juli 2021 mendatang.