
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali menanggapi soal kritik Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah yang menyebut oposisi bersekongkol, sementara rakyat yang terus ribut. Mardani mengatakan pihaknya mempersilakan kritik itu. "Kami terus kawal pemerintah agar tidak korupsi," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Sabtu (4/9/2021).
Menurut Legislator Komisi II DPR RI itu, oposisi tidak harus marah atau bising. "Fokus kita kerja jaga pemerintah agar bersih dan baik bagi rakyat. Enggak harus marah dan bising. PKS akan jadi oposisi yang kritis dan konstruktif," tuturnya. Pengawasan terhadap pemerintah, dikatakan Mardani, agar kualitas anggaran dapat optimal bagi rakyat.
"Kita tolak Perppu Corona, kita tolakomnibus lawdan banyak lagi," pungkas Mardani. Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai GeloraFahriHamzah menyerang oposisi di parlemen. Fahrimenuliskan di situs pribadinya berjudul 'Oposisi Sekongkol, Rakyat yang Tawuran'.
Fahrimengkritik oposisi yang tampak lemah di parlemen sehingga membuat rakyat masih saja mengurusi politik meski pemilu usai. "Mengapa rakyat tidak istirahat urus politik dan fokus cari kehidupan? Karena yang diberi amanah lalai dan sibuk pencitraan. Rakyat harusnya berhenti berpolitik dan gesek gesekan setelah pemilu dan nyoblos," kataFahriHamzah, Jumat (3/9/2021). "Tapi kenapa terus terjadi sampai rakyat enggak bisa hidup tenang? Karena sistem perwakilan absen, kongresional yang tak dimengerti oleh parpol yang sudah duduk dapat fasilitas, gaji, dan sekaligus kekebalan," imbuhnya
Wakil DPR RI 2014 2019 itu mengajak rakyat tidak bertengkar usai Pemilu. Dia meyakini, politik seharusnya kembali normal setelah masa kampanye. "Biar mereka, terutama yang menyebut diri partai 'OPOSISI' yang bertengkar melawan eksekutif dan pendukungnya, bukan kita. Mereka enak berantem dapat duit, lah kita?" ucapFahri. Fahrimeminta, oposisi yang duduk di parlemen untuk bertarung dengan eksekutif.
"Kami rakyat sebenarnya pengen nonton saja sesekali, malam malam atau pagi pagi, sebuah panggung politik yang seru dan mencerdaskan, juga menyehatkan kehidupan dan perekonomian," tuturFahri. "Tapi sayang semua diam, menyebut diri oposisi tapi ngomel enggak karuan. Akhirnya, kami dipaksa ikut pertengkaran," tuturFahri. Eks Elite PKS itu merasa khawatir adanya kongkalikong antara pemerintah dengan pihak oposisi, sehingga menyebabkan sepinya ruang kritis oposisi.
"Jika kalian sepi kami cemas karena artinya ada persekongkolan. Kalian sekongkol rakyat tawuran. Sudahlah, masa ginian aja nggak paham. Dan jangan sekali kali nyalahin kami yang kasih jabatan dan gaji kalian," tandasnya.